Go Green dimulai dari hal sederhana
Zaman aku masih TK dulu, masih
ingaaat betul, jika sedang pilek di dadaku selalu ada kamu eh kacu atau
saputangan. Gunanya? Ya ngelap ingus. Dan ini tren lho di zamannya (Plis jangan
tanya itu tahun berapa yaaaaa J).
Zaman aku SD. Aku sudah lebih rapi
menyimpan sapu tanganku. Emakku sudah enggak tega lagi nyantolin saputangan di
dada karena aku sudah mampu melipatnya dan masukinnya ke saku. Koleksi
saputanganku pun banyak dan berwarna warni sehingga enggak pernah ngalamin
punya saputangan kucel.
Zaman aku SMP dan selanjutnya.
Beda lagi. Saat itu aku udah kenal yang namanya tissue. Lebih praktis dan
trendi.
Saat ini seiring dengan semakin
banyak dan mudahnya mendapatkan tissue, maka serbet tangan atau kacu atau saputangan
jaraang banget yang menggunakannya. Mau lap keringat ambil tissue, mau lap
mulut ambil tissue, mau lap meja bakso di warung ambil tissue, mau lap gumoh si
baby ambil tissue. Singkatnya tissue saat ini seperti udara bagi manusia
modern. Sekarat jika enggak ada tissue.
Bahkan pernah lihat teman yang
kilik-kilik lubang telinga pakai tissue yang dipelintir. Bikin melayang
katanya. Alamak J.
Tapi tahu enggak sih jika tren
ini membawa dampak buruk bagi kerusakan lingkungan? itu karena tissue dibuat dari
bahan baku kulit kayu.
Jadi misalnya, dalam 1 pack terdapat 20 lembar tissue. Sedangkan
ternyata dari 1 pohon berumur 6 tahun hanya bisa menghasilkan 2 pack tissue
saja, atau 40 lembar. Sementara, 1 pohon itu bisa menghasilkan oksigen untuk
menghidupi 3 orang. Bayangkan berapa jumlah orang disekitar yang menggunakan
tissue setiap harinya. Dan faktanya sampai saat ini Indonesia sudah kehilangan
sekitar 72% hutan aslinya (KasKus).
Nah, makanya sekarang ini mau tak mau, dimulai dari diri sendiri,
ajarkan anak-anak untuk cinta lingkungan. Dari hal yang sederhana saja. Hemat
air, hemat listrik, hemat tissue, tanam pohon, jangan buang sampah sembarangan
dll.
Atau lakukan kegiatan yang bisa mendekatkan anak dengan alam. Saat
liburan ajak anak untuk main ke alam, jangan ke mall atau main gadget terus. Alhamdulillah
hal kecil yang kumulai ini inline dengan program di sekolah si bungsu, Yaa
Bunayya Surabaya, yang mengajari anak-anak untuk cinta lingkungan dengan
caranya. Tuh lihat ekspresi si topi pak Tino Sidin...bangga bisa menanam
tanamannya sendiri J,
meski saat ini tanamannya sudah wafat merana.
Intinya, jangan pernah bosan menasehati si kecil. Jangan juga pernah
bosan nasehati diri sendiri. Selamatkan lingkungan mulai dari yang kita bisa.
![]() |
(Foto koleksi pribadi) |