Membangun karakter anak






Setiap orang tua pastilah akan selalu menginginkan putra putrinya tumbuh menjadi insan-insan mulia yang sukses dan berkepribadian. Karena kesuksesan itu bukan hanya sekedar smart tapi juga ada nilai lain yang mengikuti seperti jujur, santun, bertanggung jawab dan masih banyak lagi.
Akan tetapi, ternyata di dalam perkembangangannya generasi penerus yang ada sekarang sangatlah jauh dari harapan.

Setiap hari kita bisa mengetahui baik dari media cetak atau media elektronik banyak sekali kejadian-kejadian yang melanggar batas norma yang ada. Baik itu norma agama maupun norma masyarakat. Mirisnya lagi, kejadian itu merata di semua lapisan usia dan lapisan ekonomi masyarakat.

Alhamdulillah...semakin hari ternyata semakin banyak orang tua yang menyadari akan bencana ini. Dan para orang tua ini sadar jika ada yang harus diperbaiki dari pola pengasuhan anak-anak mereka. Akibatnya seminar-seminar parenting banyak diserbu peminat. Harga ratusan ribu tidak menjadikan masalah, semua kelas parenting selalu penuh . Sekolah-sekolah juga aktif mengadakan seminar parenting bagi para wali murid, entah itu digagas oleh komite sekolah maupunoleh pihak sekolahnya sendiri.

Akan tetapi meski begitu ternyata tetap saja ada juga orang tua yang tidak mempunyai cukup waktu untuk mengikuti seminar parenting tersebut. oleh karena itu, saya akn mencoba untuk membantu dengan memberikan tips-tips sederhana mengenai pembentukan karakter.

Sebenarnya untuk pembentukan karakter anak itu mudah kok. Tanpa melalui seminar parenting pun bila memang kita bertekat ingin bersungguh-sungguh pasti bisa. Apakah benar semudah itu?
Ya! Karena sudah umum diketahui jika pembentukan karakter itu adalah melalui pembiasaan-pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari anak. 
Nah jika kemudian mereka terbiasa, akhirnya nilai yang kita tanamkan itu lambat laun akan melekat sehingga kelak akan menjadi karakter mereka.

Yang perlu diingat dalam hal ini adalah akan dibutuhkan kemauan yang kuat dari kita sebagai orang tua untuk secara terus menerus memberikan contoh nyata ke anak-anak kita melalui perilaku kita sendiri sehari-hari. Bukankah pendidikan yang terbaik itu melalui contoh yang baik?

Dua faktor penentu utamanya adalah konsistensi dan contoh nyata. 
Tanpa adanya dua faktor ini maka tentunya akan susah untuk menanamkan nilai-nilai berkarakter kepada mereka. Banyak sekali kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang bisa kita jadikan sebagai ladang subur penanamannya. 

Waktu-waktu yang dipercaya oleh banyak ahli parenting sebagai waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai baik itu ada empat yaitu, saat makan, bepergian, akan tidur dan saat sakit.

Misalnya bila kita ingin menanamkan nilai kejujuran, maka kita bisa menanamkannya saat anak akan ujian. Mungkin penyampaiannya bisa pada saat kita antar mereka ke sekolah.  Tancapkan di hatinya agar mereka mengerjakan soal ujiannya dengan jujur. Ini bisa kita kaitkan dengan rasa percaya diri sekaligus. Karena bila anak percaya diri terhadap kemampuan dirinya sendiri, maka pasti dia akan melalui ujiannya dengan jujur. Ini hanya salah satu contoh.

Untuk aplikasinya, kejujuran dan tanggung jawab bisa diterapkan di semua hal dalam kehidupan sehari-hari. Mengajari anak untuk bersedekah atau saling menghormati antara sesama pengguna jalan raya itu akan bisa menumbuhkan rasa empati dan saling menghargai orang lain pada diri anak. Hal ini bisa kita ajarkan saat kita mengantarkan mereka bersekolah.

Selalu mengucapkan kata maaf dan terima kasih di setiap kesempatan juga akan membuat seorang anak tumbuh menjadi pribadi santun. Dan jangan lupa juga ajarkan untuk selalu mengucapkan kalimat minta tolong di setiap membutuhkan sesuatu kepada orang lain, meskipun ke asisten rumah tangga sekalipun. Atau juga ajarkan mereka untuk tidak berteriak-teriak bila berbicara, mau berbagi, mengucap salam dan sapa, juga selalu tersenyum.

Intinya, mulailah dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari oleh kita dan anggota keluarga lain termasuk anak, sehingga hal-hal itu akan ringan dan mudah untuk dilaksanakan.

Nah bagaimana? Mudah kan ibu-ibu? Rumusnya adalah lakukan bersama anak melalui contoh nyata di sekitar lingkungan kita, entah ayah ibu sebagai orang tua, kakak, asissten rumah tangga, bahkan libatkan juga keluarga yang tidak serumah dengan anak. Kakek, nenek, Om dan tante misalkan. Serta konsistenlah untuk selalu melakukannya bersama anak.

Semoga tips sederhana ini dapat membantu para orang tua dalam menerapkan penanaman karakter kepada putra putrinya, sehingga nantinya kita bisa mengantarkan mereka menjadi generasi smart dan berkarakter mulia. Aamiin.

Postingan Populer