Anak, nasi dan bubur
Mendidik anak itu gampang-gampang susah persis seperti jika kita menanak nasi. Bila terlalu sedikit airnya maka hasilnya nasi kurang enak karena teksturnya menjadi keras dan kering. Sebaliknya bila terlalu banyak air maka nasinya akan menjadi lembek seperti bubur.
Air di kehidupan kita dalam mendidik anak itu persis seperti harta yang kita miliki. Jadi janganlah kita memberi secara berlebihan agar hasil bisa maksimal. Memang ada banyaaaak faktor yang akan menentukan keberhasilan dalam mendidik anak. Ini hanyalah salah satu faktor yang akan mempengaruhinya, tapi bukankah bila kita ingin hasil terbaik maka kita harus memperhatikan semua faktor?.
Coba bila nasi itu sudah menjadi bubur...kreasi apa yang bisa kita buat ? Paling sebagai bahan bubur ayam atau bubur Manado. Bisakah jadi bubur sumsum?
Taaaaak laaah...beda bahan
Bisakah jadi bubur cenil
Mboten laaaah...beda bahan juga
Atau jadi bubur kacang hijau
Heluuuuk...ini lagi, beda banget.
Tapi bila hasil menanak kita bisa jadi nasi punel...akan banyak kreasi tercipta. Bisa jadi nasi goreng, nasi kebuli, nasi padang atau kreasi nasi yang lainnya.
Nah jadi jelas kan ya bedanya antara mencukupi kebutuhan anak akan harta dengan memanjakan anak dengan harta. Jadikanlah harta itu sebagai sarana bagi anak untuk membentuk dirinya agar mampu menjalani kehidupannya sendiri.
Janganlah menggunakan gengsi sebagai tolak ukur untuk memenuhinya tapi jadikan kebutuhan anak sesuai usia dan tumbuh kembangnya sebagai acuan dalam membelanjakan harta kita untuk mendidik amanah yang telah dipercayakan oleh Allah SWT kepada kita.
Semoga kita semua bisa menjadi pengemban amanah yang mengundang ridho dan cinta Allah SWT. Aamiin.
![]() |
(Sumber foto : pixabay) |