Rasa si kedua

Aku selalu merasa ada rasa aneh yang merayap di dada saat bunda merapikan barang-barang kakak. Sesekali bunda berhenti untuk sekedar menarik nafas panjang sambil mata tetap menumbuk di tumpukan benda-benda di hadapannya. 
Semua keperluan kakak dirapikan berdasarkan daftar yang ada di genggaman bunda.
Sesekali Bunda menghela nafas..panjang....seakan ingin mengisi penuh-penuh rongga dadanya dan mengusir jauh-jauh rasa itu. 
Tapi tak bisa. 
Tak berdaya.

Sudah beberapa minggu ini Bunda sibuk melengkapi keperluan kakak. 
Dan setiap kali melakukannya rasanya bunda betaaah berlama-lama di situ. 
Seakan-akan ingin merenggangkan putaran waktu. 
Menahan lajunya untuk melambat karena bunda tahu dia tidak kuasa menghentikan masa.

Pernah suatu waktu aku melihat bunda menangis. 
Aku mendekatinya.
Cepat-cepat diusapnya bulir bening yang menggelinding bebas.

"Bunda kenapa", tanyaku
"Ah gak papa kok, gatal aja tiba-tiba ini mata", jawabnya sambil pura-pura sibuk menata.
"Kupijitin ya bun", lanjutku
"Boleeeh", sahutnya sambil tersenyum tipis.

Kami pun kemudian sibuk dalam pikiran masing-masing.

"Bunda sedih ya", tanyaku memecah keheningan. Bunda menoleh ke aku.
"Ah enggak".
"Kok tadi nangis".
"Kan Bunda sudah bilang kalau tiba-tiba gatal", jawabnya menyangkal.
"Bunda sedih karena kakak mau mondok ya", lanjutku tanpa menghiraukan jawabannya.

Bunda diam.
Bunda mengunci semua yang ada di hati dan kepalanya.
Bunda hanya menggeleng pelan sebagai isyarat menolak konklusiku.

****

Beberapa masa adegan itu berulang. 
Dialog dan setting yang sama. 
Bunda tetap tak membiarkan aku menyentuh ranah pikirannya. 
Bunda terus sibuk dengan dunianya sendiri...

****


( Foto Koleksi pribadi )

Postingan Populer