Ketika Harus Berpisah . . .


Ah...waktu memang tipuan dunia terbesar ya. 
Benar- benar melenakan. Putra keduaku yang sedang mondok di IIBS Tazkia Malang, sudah harus masuk pondok lagi siang ini.

Meski ini adalah pengalaman kedua mondokin anak, tetap saja ada rasa sesak yang berat di dada yang harus  kualami. Sepanjang perjalanan pikiranku seperti memutar semua kejadian masa lalu bersamanya.
Ah ya Allah...begitu zalim ternyata hamba terhadap amanahmu.

Begitu sering aku merasa tidak punya cukup waktu untuk diriku sendiri saat dirinya masih kecil. Padahal akan datang masa dimana aku akan merasakan kemerdekaan waktu. 
Me time...me time ..saat itu begitu kudamba. 

Harusnya aku lebih sabar saat itu. Kini, ketika dia harus jauh dari rumah untuk masa depannya ..aku justru merindukan masa-masa dia selalu minta gandeng kapanpun dimanapun.

Seandainya waktu bisa diulang
Pasti kan kupunguti serpihan kehidupan yang dulu kubuang...

Waktu!
Sebuah puisi untuk anakku Ahmad Fauzan Firdiansyah. 
Jangan menangis ya sayang...semoga kamu mendapatkan ridho dan berkah dari Allah. 
Jangan lupa sholat dan ngajimu serta banyaklah berdoa.


**********

Gerimis pagi ini 
Membawa lembab menyelimuti bumi
Aroma asap yang khas menelisik hati
Mengais membongkar memori
Ingatan tetiba terpanah 
Akan buah hati buah cinta
Kangenku akan sapanya
Rinduku akan hadirnya
Sedih kemudian bertamu di hatiku
Ah... waktu cepat berlalu
Serasa baru seminggu
Mereka masih bayi lucuku
Sesal mulai datang
Teringat akan kesalahan 
Teringat akan kepedihan
Torehan ketidak becusan atas amalan
Siang ini
Aku akan melepasnya lagi
Serasa ada duri mencabik hati
Membawa sesak memenuhi
Anakku ...
Tabahlah dalam penjara sucimu
Meski pilar-pilar tinggi sekitarmu terasa seperti membelenggumu
Tapi disanalah kau akan berilmu
Kelak ketika hatimu telah kau kuasai
Kau akan paham indahnya semua ini
Kau akan merasakan kesuksesan diri
Akan arti dasar hidup ini


( Foto dari Pixabay )

Postingan Populer