Duhai ananda . . .
Hati orang tua mana yang rela berpisah dengan putranya, meskipun itu untuk masa depannya. Berbagai kekhawatiran dan ketakutan pasti selalu singgah di pikiran selama ananda di perantauan.
Pertemuan pasti diidamkan, perpisahan yang berulang adalah kepastian.
Sebuah puisi yang tercipta mewakili semua itu. . .
*************
Duhai ananda . . .
Kulangkahkan pagi ini
Di taman yang indah asri
Senyumku lahir berseri
Karena akan berakhir masa menanti
Kupu dan bunga gembira
Bermandi cahaya surya
Seakan seisi alam turut berbahagia
Saat kulihat pujaan hati menjelma
Mungkin memang hanya 2 purnama
Aku lewati dunia tanpanya
Mencipta rasa di dalam jiwa
Memaksa raga tak ciptakan lara
Hari ini kado sepekan aku terima
Membawa pulang dirinya
Menikmati berputarnya masa
Menguntai mutiara nirwana
Serasa mengulang masa yang hilang
Hilang tertelan putaran jaman
Meraih kembali untaian terbayang
Saat dirinya masih dibuaian
Duhai ananda. . .
Bila saat kau harus pergi lagi
Jangan kau bawa perih di hati
Ingatlah kasih ini
Akan selalu ada di sini
Tegarlah kau di perantauan
Nikmatilah semua peranan
Kelak setelah sampai di tujuan
Nikmatilah medan perjuangan
![]() |
( Foto koleksi pribadi ) |