A d i l
Allah itu adil...
semua makhluk tahu dan setuju, tidak ada yang menolak...tapi keadilan Allah itu mempunyai dimensi yang berbeda dengan adil menurut manusia sebagai makhluknya.
Tidaklah pernah terjadi pohon semangka berbuah kecil karena alasan lemahnya dahan menyangga, bahkan untuk menyangga tubuhnya sendiripun dia tak sanggup, yang terjadi malah kebalikannya meski selemah itu pohon semangka...tetapi masya Allah buah yang dihasilkannya mesti membulat mblendung besar dan segar.
Adilkah Allah menciptakan itu?
Tidaklah pernah dicipta pohon beringin yang meski tubuhnya bongsor segede anak gajah arisan akan dikaruniai buah sebesar buah semangka, meski kokoh dan kekar tubuhnya akan sanggup menopangnya.
Adilkah Allah?
Adil itu memang tidak harus sama atas segala keadaan.
Seperti sunnatullah yang terjadi di bumi ini, ada baik dan buruk, ada siang dan malam, ada kaya dan miskin. Semua pasti ada hikmahnya untuk saling melengkapi sebagai bagian daripada ibadah kepadaNya.
Si anak cewekku, my one and only, saat ini juga sedang belajar akan hal itu dalam kehidupannya sehari-hari. Adil menurut Nadia masih belum masuk ke dalam suatu nilai yang konsisten.
Suatu saat dia akan paham bahwa adil itu tidaklah harus berupa sesuatu yang sama.
Ini dia aktualisasikan dalam pengadaan barang kebutuhan sehari-harinya, seperti baju, sepatu atau tas.
Dia paham sekali bila kebutuhannya berbeda dengan ketiga saudaranya yang lainnya karena dia memang anak perempuan satu-satunya.
Tapi . . . berbeda sekali bila adil itu diterapkan ke hal makanan.
Sering aku harus menahan geli terhadapnya. Kebetulan memang nafsu makan Nadia sedari kecil dulu termasuk yang paling bagus diantara ketiga saudaranya lainnya.
Adil menurut Nad itu bila porsi makanannya sama dengan porsi makanan kakaknya.
Dia paling tidak mau terima alasan bila dari awal porsinya tidak full seperti anak-anak cowokku lainnya.
Dan untuk melatih empatinya, sering di tengah dia sedang menikmati makan aku sengaja meminta sedikit dari bagiannya untuk kupinta.
Ada yang bilang hal ini tidak bagus karena akan mengajarkan nilai tentang ketidak puasan terhadap apa yang sudah kita punyai.
Ah mungkin memang iya...tapi aku berharap dia menyerap dari segi positifnya saja yaitu melatih empati dan mau berbagi.
Aaamiin.
![]() |
( Foto koleksi pribadi ) |