Cinta bersyarat

Cinta itu ternyata bersyarat ya......
Dia membutuhkan fisik bukan hanya hati dan pikiran saja.

Hari minggu kemarin adalah jadwal nengokin si kakak kedua di pondok, yang pastinya jugalah mampir dulu ke kakak tertua ngedrop tambahan ransum dan segepok cinta sekalian mengurai rindu sebagai sebuah keluarga. Sebuah ibadah rutin  yang menjadi agenda tetap keluarga kami setiap bulan selama lebih dari dua tahun terakhir.

Terlebih tahun ini karena jadwal kunjungan Ri-Fa ---yang kebetulan tidak selokasi pondoknya--- berbeda,  maka dalam sebulan kita harus dua kali melakukan safar cinta ke kota tetangga.
Puluhan kilometer perputaran roda yang secara rutin menyapa lapisan terluar bumi Allah semoga bisa menjadi saksi atas ikhtiar kami terhadap jiwa titipanNya.

Luruhan kepingan rindu yang terjahit mesra di saat perjumpaan semoga bisa menjadi pengundang ridho Allah SWT terhadap Kami sekeluarga.
Tetesan air kesedihan yang kadang terpompa keluar, tergoda oleh iming-iming rasa, semoga tercatat sebagai bahan bakar kebaikan untuk menjadikan kami semakin tunduk atas semua ketetapanNya.

Ya . . . memang benar bila ada yang menyatakan bahwa cinta itu bersyarat...
Cinta itu bersyarat sejelas rasa syukur yang tidak hanya tunai dengan ucapan Alhamdulillah saja ....harus ada hal nyata sebagai buktinya.

Jadi...ananda Ahmad Fauzan Firdiansyah -----kakak kedua yang maunya dipanggil Mas saja biar gak sama dengan kakak tertua ----- cobalah selalu menguatkan hatimu ya..luruskan niat..in syaa Allah akan segera hilang kok rasa tidak enak hati yang seperti sendok selalu mengaduk-aduk pikiranmu.

Mas Fauzan in syaa Allah pasti bisa. Doa dan cinta kami sekeluarga untukmu.

Lop yu Juki!

( Foto koleksi pribadi )

Postingan Populer