Musim Sampul
Di negara kita yang katanya gemah ripah loh jinawi ini, kita sebagai yang numpang tinggal di atasnya mengenal banyak musim. Kalau di sekolah dikenalkan hanya 2 musim, yang keduanya berkaitan dengan cuaca, tidak demikian dengan di kehidupan sehari-hari.
Di awal tahun pelajaran seperti ini...musim yang populer itu musim sampul. Semua orang tua yang putra putrinya masih bersekolah pasti memburunya. Antrian sampul dimana-mana.
Sampul bagiku dan mungkin bagi sebagian anak Indonesia lainnya adalah sepenggal kenangan manis yang menorehkan renda sejarah dalam perjalanan kehidupanku. Tentang warnanya yang coklat terang kekuningan...yang entah mengapa selalu mengingatkanku akan warna pisang goreng buatan emak terkasih.
Tentang cara menyampulnya yang mana ketrampilan itu kuwarisi dari almarhum ayahku...
Tentang kata-kata di atasnya yang kadang membuat kepala harus berpikir keras tentang artinya...setelah ngakak membacanya.
Ah...Alhamdulillah ya Allah ternyata banyak sekali kenikmatan yang Engkau tabur di sepanjang hidupku, meskipun baru sekarang aku menyadarinya.
Oiya...sampul juga bisa menjadi ladang pahala bagi kita kelak bila kita sudah tidur panjang lho...
Caranya?
Ajari anak kita menyampul...kelak ilmu itu in syaa Allah akan mengalirkan pahala bagi kita ketika anak-anak kita mengajari anak-anaknya menyampul.
--- bila buku tak digantikan fungsinya oleh laptop dan sejenisnya
--- bila masih ada pohon yang bisa digunakan sebagai bahan baku
--- bila tanah yang kita pijak masih bisa menumbuhkan pohon di atasnya
--- bila . . .
--- bila . . .
Salam sampul Indonesia ...
Al Fatihah buat alm ayahanda tercinta, Yusuf Soewarmin bin Salimin
Al Fatihah buat ibu tercinta agar selalu sehat dan dalam ridho Allah.
Aamiin.
![]() |
( Foto Koleksi Pribadi ) |