Bakso baper


Mungkin karena udaranya yang dingin yang selalu membuat ingin dipeluk seperti guling dan bermanja seperti selimut,  makanan yang satu ini seakan menjadi makanan wajib bila aku ke kota ini.

Meski sebetulnya bila di hometown aku juga tetep doyan, karena makanan yang satu ini memang ngangenin sebab bulat entulnya itu bikin gemes dan selalu jatuh cinta di setiap perjumpaan.

Tadi siang kakak penginnya ditinggal ntar time limit tiiiit pas 16.30 WIB. 
Akhirnya setelah beberes kamar kami ke depot bakso di daerah singosari karena kebetulan jamnya sudah mendekati waktu makan siang, sambil menghabiskan jatah waktu yang tersisa.

Aslinya ini yaaa...

A-se-li-nya, belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, kalo pas ada sesi baper gini...berpisah lebih cepat itu lebih baik.

Tapi yaaa...wajarlah ya kalo habis liburan panjang begini trus ada adegan lebay..apalagi semalam sudah minta bobok ditemani lagi...huaaaa sudah kebayang ini pasti ntar ada adegan sinetron ala bollywood yang nari menjerit-jerit setiap ketemu tiang atau pohon.

Sesampainya di sana, suasananya mendukung bangeet buat melow. 
Antriannya hembooook...
Perjuangannya mendapatkan tempat duduk haadeeehhh....

Belum lagi harus menghindari kepungan asap para penghisap tongkat beracun di sudut kiriku yang bikin nafas sesek ....persiiis..saat ketemu pasangan pengantin kita di malam pertama.

Setelah keribetan yang alay lebay memenuhi permintaan 6 perut dengan beraneka macam selera. Kamipun akhirnya halal menikmati hidangan.

Ssssttt...tahu gak salah satu tips.ku dari beragam tips yang aku punya buat menyamarkan derita air mata? Aku pilih pentol ajaib yang di setiap gigitannya membuat air mata berlomba keluar membasahi pipi...hihihi..

Hasilnya???
Mata sembab tersamarkan dalam pandang karena ada alibi pentol beracun.
Dan...mukaku lembab dan kenyal dalam sekejab seperti terkena semprot cairan ajaib yang marak di medsos.

Akhirnya ...sesi pelepasan pangeran pertama pun mulus dan selesai sudah.

Mungkin perjuangan ini tidak ada setitiknya dari perjuangan nabi Ibrahim As pada saat meninggalkan keluarganya demi memenuhi permintaan Tuhannya..

Tapi ya Allah.. ...hamba hanyalah seorang ibu akhir zaman yang berusaha untuk mendidik jiwa-jiwa yang Engkau titipkan ke pelukan kami sebaik mungkin.

Semoga Engkau melimpahkan berkahMu di setiap kehidupan semua anak dan orang tua yang berusaha meniru kehidupan jiwa-jiwa terpilih. 

Aamiin.
Malang, 17 Juli 2016




(Foto koleksi pribadi)

Postingan Populer