Melatih kemandirian sejak dini
Anak yang mandiri dan penuh rasa percaya diri tentulah dambaan banyak dan bahkan hampir semua orang tua. Selain demi kepentingan si anak itu sendiri pada akhirnya kelak saat mereka dewasa nanti, seorang anak yang mandiri juga akan dapat meringankan beban orang tuanya tentu saja.
Untuk melatih kemandirian anak-anak sebenarnya adalah hal yang gampang-gampang susah. Sekarang ini Alhamdulillah ada banyak sekali sumber ilmu yang bisa kita gali entah melalui buku, seminar atau artikel-artikel tentang parenting. Dari yang mulai usia dini sampai usia menjelang remaja atau remaja.
Akan tetapi yang perlu diingat, semua ilmu tingkat tinggi di bidang parenting yang kita dapatkan itu akan menjadi suatu hal yang teramat sia-sia bila kita tidak melakukan sebuah proses akhir, karena justru berhasil atau tidaknya ilmu yang dengan susah payah kita dapatkan itu tergantung pada proses ini.
Proses itu adalah praktek. Iya praktek. Bila kita sudah mumpuni berilmu tapi ilmu itu tidak kita praktekan ya akan sia-sia saja.
Dulu saat anak saya masih dua orang, saya termasuk orang tua yang tidak paham hal tersebut. Kebetulan saat itu di sekolah anakku sering diadakan kegiatan seminar parenting anak ataupun seminar keluarga sehingga Alhamdulillah kebutuhan akan berilmu tentang anak dan keluargapun terpenuhi. Akan tetapi untuk mempraktekkannya saya masih hangat-hangat tahi ayam.
Selain karena kurang paham tentang pentingnya praktek setelah berilmu, juga saat itu saya merasa yakin bisa mendidik anak dengan mengadopsi cara mendidik orang tua saya dulu.
Lain jaman lain cara, orang bijak mengatakan. Dan ternyata itu memang kenyataan. Cara saya dididik dulu sudah sangat tidak relevan bila diterapkan di jaman anak-anak saya sekarang.
Cara mendidik orang Jawa yang berusaha selalu menyenangkan anak-anaknya sebagai perwujudan welas dan kasih orang tua ke anak malah menjadi bumerang terhadap saya sendiri saat itu. Sampai saat si sulung sudah di tingkat SD kelas tiga, saya masih harus mengecek isi tas sekolahnya, mengontrol proses pengerjaan PR.nya bahkan masih sering menyuapi makan pagi agar mereka bisa berangkat sekolah tanpa terlambat dan tanpa ada barang yang tertinggal di rumah.
Alhamdulillah, Allah masih memberi saya kesempatan untuk memperbaiki keadaan dengan menganugerahkan kembali dua orang putra. Tanpa menyia-nyiakan keadaan, saat itu saya berusaha konsisten untuk mendidik serta mengajarkan kemandirian sejak dini ke kedua putra terakhir saya, sekaligus memperbaiki kesalahan-kesalah di kedua putra pertama saya.
Kami memulai dari hal-hal yang sederhana untuk dikenalkan dan dibiasakan kepada mereka, seperti makan sendiri segera setelah si kecil sudah mampu memegang benda di sekitarnya. Meskipun untuk makanan utama masih saja saya suapi, tetapi untuk snack yang berupa buah-buahan si kecil sudah diajarkan untuk makan sendiri. In syaa Allah ini akan berkaitan dengan kemampuan motorik halusnya nantinya.
Menginjak usia sekolah, saya selalu meminta mereka untuk membawa sendiri tas sekolahnya, meskipun terkadang masih muncul juga rasa ingin membantu membawakannya karena tidak sabar melihatnya begitu lamban. Alhamdulillah, di masa kritis ini saya masih bisa bertahan untuk tidak melakukannya karena selain menjaga konsistensi juga untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya si anak bahwa mereka juga mampu melakukan pekerjaan seperti yang orang dewasa lakukan.
Alhamdulillah sedikit demi sedikit hasilnya mulai nampak. Mungkin bagi orang tua yang disiplin menerapkan ilmu parenting, pencapaian keluarga saya ini tidak ada apa-apanya, tetapi bagi kami yang melihat perkembangan yang signifikan antara dua putra pertama kami dan dua putra terakhir kami, cukuplah membuat kami lega tanpa berpuas diri.
Di saat si bungsu sudah di tingkat playgroup dia sudah mampu memakai pakaiannya sendiri termasuk memasang kancing. Ini setelah kami memberi kebebasan bermain dan kepercayaan untuk melakukan hal-hal ringan untuk menenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Kematangan ini ternyata juga berimbas dengan kemudahaan toilet trainingnya.
Jadi, cara yang kami terapkan sangatlah mudah: beri kepercayaan pada anak-anak.untuk melakukan apa yang ingin mereka lakukan tapi dalam pengawasan kita tentu saja.
Semoga tips singkat dan sederhana ini bisa membantu buat para orang tua lainnya.
Salam.
![]() |
(Sumber foto : google images) |